1. Korupsi
Kenapa Korupsi tumbuh subur ? Jawabannya :
- Hukum di Indonesia Tidak Tegas !
- Hukum di Indonesia Menganut Azas Peri kekoruptoran
- Hukum di Indonesia Bisa Dibeli
- Hukum di Indonesia Plin Plan
- Hukum di Indonesia Sangat Mudah Dimanipulasi
- Hukum di Indonesia Berpihak pada yang Kaya dan Berduit
- Hukum di Indonesia Murah
- Hukum di Indonesia Banyak Pengampunan dan Banding
- Hukum di Indonesia Tidak Berimbang
- Kesimpulannya, Semakin mahal pengacara, semakin besar kemungkinan menangnya. . .
2. Sikap Hedonisme penyelenggara Negara
Sudah
menjadi tontonan umum bahwa para anggota dewan pada umumnya adalah para
pelaku hidup mewah atau yang sering disebut kaum hedonis (pencinta
dunia). Berbagai kritikan tajam para wakil rakyat yang disebut tidak
peka keadaan rakyatnya sepertinya tidak menjadi alasan untuk mengubah
pola hidup.
Gaji
besar, penghasilan besar dan kedudukan terhormat sepertinya membuat
seorang anggota dewan menjadi sosok orang yang dekat dengan gaya hidup
mewah itu. Lapangan parkir gedung dewan, dimanapun itu sering menjadi
pemandangan show room mobil-mobil mewah.
Mobil-mobil
mengkilat seharga miliaran rupiah menjadi pemandangan biasa di kompleks
gedung dewan. Padahal semua itu didapat dari uang rakyat yang mereka
alokasikan sendiri untuk diri mereka melalui rumusan panitia anggaran
yang tidak lain adalah anggota dewan itu sendiri.
Hedonisme
adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia
dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin
menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan.
Hedonisme
merupakan ajaran bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan
hidup dan tindakan manusia. Hedonisme awalnya merupakan sebuah konsep
filsafatetika. Kehidupan dunia modern ini tidak terasa menjebak manusia
kehidupan yang berpangkal pada pencarian kesenangan semata, salah
satunya berwujud dunia entertaintment.
3. Membuat acara yang menghabiskan Miliaran Rupiah tanpa tahu manfaatnya
Banyak acara-acara yang digelar tanpa tahu faedahnya dan manfaatnya, seperti konser penyanyi dari luar negeri. contoh terakhir adalah Konser lady Gaga. Konon untuk mendatangkan Lady Gaga, Promotor menyediakan dana kurang lebih Rp. 30 Milyar. Lain Lady Gaga, lain pula Inter Milan. Saat di Indonesia
manajemen Inter telah memesan dua lantai kamar dengan akses terbatas, hanya untuk tim dan
staf. Para pemain akan menempati 12 kamar seluas 3,5x7 meter dengan
tempat tidur ganda. Ada pintu yang menghubungkan antarkamar sehingga
para pemain bisa saling berhubungan.Harga per kamar tersebut
mencapai 230 dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 2,150 juta) per malam.
Itu artinya semalam mereka harus mengeluarkan kocek Rp 25,8 miliar. Itu baru untuk penginapannya saja, belum untuk membayar kedatangan Club itu sendiri. Coba dana tersebut digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat seperti menciptakan lapangan pekerjaan buat para pengangguran di Jakarta yang berjumlah 600 ribuan orang.
4. Proyek-proyek yang di Sub kan
Kebiasaan mengesub-sub-sub-subkontraktor untuk proyek pemerintah sudah
lazim terjadi. Dan semua pun maklum kalau proyek-proyek pemerintah di
sana kualitas bangunannya hanya 1/3 dari yang distandarkan.berarti 2/3 nya diperuntukkan untuk lobi dan pelicin. jadi jangan heran kalau bangunan sekolah baru 2 tahun sudah roboh. Terkadang saat proyek yang terlalu banyak dihisap mafia birokrasi, ternyata
merugi, dan dia yang hanya turunan ke 3 mengerjakan proyek tidak
dibayar.
5. Hutang luar Negeri
Mantan Menko Perekonomian Kwik Kian Gie mengatakan pemerintah bakal
sulit menyelesaikan jumlah utang Indonesia yang sudah menembus Rp 1.800
triliun. Menurutnya utang-utang ini penipuan luar biasa. Kenapa? "Sudah sejak 30 tahun yang lalu beliau sudah menulis banyak (soal utang).
Contohnya lebih besar pasak dari tiang. Ini menjadi penipuan yang luar
biasa. Utang itu tidak disebut utang dalam APBN, tetapi pemasukkan
pembangunan dalam negeri. Jadi 30 tahun lamanya anggaran minus ditutupi
utang. Anggaran harus berimbang, biar bisa disebut berimbang ya nipu,"
kata Kwik. Total utang pemerintah Indonesia hingga akhir 2011 mencapai Rp 1.803,49 triliun atau naik Rp 126,64 triliun dalam setahun dibandingkan 2010 yang mencapai Rp 1.676,85 triliun.
keanehan lainnya adalah, hutang luar negeri dipergunakan untuk gaji aparatur negara, bukan dipergunakan untuk pembangunan yang menghasilkan uang untuk membayar pokok dan cicilan hutang.
keanehan lainnya adalah, hutang luar negeri dipergunakan untuk gaji aparatur negara, bukan dipergunakan untuk pembangunan yang menghasilkan uang untuk membayar pokok dan cicilan hutang.
6. Pengerukan Kekayaan Alam oleh Asing
Tambang emas dan perak di Papua, Freeport dapat 99% sementara 230 juta
rakyat Indonesia harus puas dgn 1% saja. Bagaimana Indonesia tidak
miskin?
Salam dan tahniah sdra Aryanto,
BalasHapusBlog yang bagus... menampilkan permasalahan di Indonesia, negara yang sudah pasti anda sangat mencintainya.
Walaupun saya seorang rakyat Malaysia tetapi saya sangat partial terhadap Indonesia kerana isteri saya adalah seorang rakyat Indonesia, tepatnya anak Sukabumi, Jabar. Saya sering pulang ke rumah mertua saya di Sukabumi sejak dari mula berkahwin pada tahun 1998.
Dan saya sangat mengikuti perkembangan politik dan ekonomi NKRI sejak dari tahun reformasi itu, termasuk hubungan naik turun dengan tetangga yang unik iaiatu negara saya Malaysia.
Dari pandangan saudara dan saya juga, tentu banyak sekali yang harus dapat dilakukan untuk menjadikan Indonesia itu lebih baik.
Dengan kefahaman ini saya ingin memberikan komentar di mana-mana artikel saudara setakat yang saya mampu, dan membuat perbandingan dengan apa yang terdapat di negara saya Malaysia yang sering disalahartikan.
Hatur Nuhun
Murdan
Anda meletakkan HUKUM sebagai penggalak suburnya korupsi di Indonesia. Memang benar..
BalasHapusKedaulatan Undang-Undang (Rukunegara Malaysia)
Undang2 didaulatkan atau ditinggikan mengatasi seluruh rakyat. Rakyat menghormati dan sedar undang-undang akan melindungi mereka. Hormat dan sedar terjadi bila undang2 yang dicabul akan segera diambil tindakan dan terus diadili. Jika berlaku kelambatan yang disengajakan rasa hormat rakyat akan hilang. Masalah di Indonesia penegak hukum seperti POLRI dan Hakim bertindak sebagai tuan (pengayum/pelindung?) kepada rakyat, di Malaysia mereka adalah sebagai pekerja yang menghambakan diri (menolong) kepada rakyat (kerajaan)..