Anak-anak Ahmadinejad paham betul prinsip sang ayah. Mereka pun mengikuti dengan taat setiap ajaran baik ditularkan oleh orang tuanya. Kesederhanaan ini terlihat pula ketika presiden Iran itu menikahkan anaknya, Alireza.
Aslinya pernikahan itu tidak banyak publikasi. Namun salah seorang tamu bernama Javad Matin mengunggah foto-foto pernikahan Alireza dengan seorang perempuan yang ayahnya masuk dalam daftar tentara Garda Iran.
Pernikahan pada 2011 itu jauh dari kata mewah untuk ukuran anak presiden. Biayanya hanya Rp 2,9 juta dan tamu diundang kurang dari 200 orang. Acaranya hanya digelar di halaman istana kepresidenan. Pernikahan sakral itu diisi dengan pengajian dan doa bersama. Tidak ada kemeriahan musik, pelaminan megah, dan lain-lain disebut Ahmadinejad sebagai pemborosan.
Biasanya acara melibatkan orang nomor wahid selalu dijaga ketat aparat keamanan. Tapi Ahmadinejad menolak bantuan kepolisian setempat untuk bersiaga selama acara berlangsung. Tidak nampak pula penutupan atau pengalihan arus jalan-jalan seperti dilakukan para pejabat di Indonesia. Ahmadinejad mengatakan, polisi bertugas melayani seluruh masyarakat dan untuk kebutuhan penting, bukan malah jadi satpam pernikahan.
Pernikahan Ibas putera SBY Rp 40 MILYAR.
Ini jor-joran sekali mengingat menurut
berita di bawah, kekayaan SBY “hanya” Rp 7,6 milyar dan Hatta Radjasa Rp
14,8 milyar. Jadi total cuma Rp 22,4 milyar. Apalagi menurut Sudi
Silalahi, biaya pernikahan tersebut dari kantong SBY sendiri.
Pernikahan anak Ahmadinejad hanya Rp 32 juta. Kurang dari 1/100 biaya pernikahan Ibas:
”Berikanlah hartamu kepada
keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu
secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros
itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar
kepada Tuhannya.” [Al Israa’:26-27]
Padahal Iran
itu jauh lebih kaya daripada Indonesia. GNP/Capita Iran urutan 69 dengan
angka 11.380. Sementara Indonesia di urutan 117 (dari 180 negara)
dengan angka 4.170. Itu pun pendapatan rakyat Indonesia tidak segitu
karena perekonomian dan kekayaan alam Indonesia sebagian besar dikuasai
asing. Soalnya jika benar, maka rata2 pendapatan 1 keluarga dgn 2 anak
di Indonesia Rp 16 juta/bulan….
Sebetulnya mayoritas rakyat Indonesia
yang miskin muak dengan kemewahan dan pemborosan yang dilakukan oleh
para pejabat. Kita lebih senang jika para pejabat bisa menunjukkan
contoh gaya hidup sederhana yang benar ketimbang bermewah-mewahan dan
jor-joran.
Jika total harta SBY dan Hatta Radjasa Rp
22,4 milyar dan biaya pernikahan Rp 40 milyar, dari mana kekurangan Rp
17, 6 milyar mereka dapatkan?
Bukankah lebih baik mereka cukup
menghabiskan Rp 500 juta sehingga mereka masih punya sisa uang Rp 21,9
milyar? Dengan begitu, mereka masih bisa bersedekah/membantu rakyatnya.
Mudah-mudahan berita di bawah soal biaya pernikahan Rp 40 milyar ini tidak benar.
Lain Presiden SBY, Lain Presiden Ahmadinejad
Ternyata ada presiden yang menikahkan
anaknya dengan sangat sederhana dan bersahaja. Hal ini berbeda sekali
dengan upacara pernikahan anak presiden SBY yang menghabiskan dana
sebesar Rp 40 Miliar. Padahal Indonesia tidak lebih kaya dari Iran.
Siapa yang tidak mengenal Presiden Iran, Mahmud
Ahmadinejad. Selain sebagai seorang pemimpin yang sangat berani, ia juga
dikenal sebagai pemimpin yang sangat sederhana dan bersahaja.
Kesederhanaan dan kebersahajaannya itu
tampak saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan, ia menyumbangkan
seluruh karpet istana Iran yang sangat tinggi nilainya kepada masjid di
Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
Kesederhanaan dan kebersahajaannya itu
tampak juga saat ia menikahkan putranya, Alireza Ahmadinejad tiga tahun
yang lalu. Setelah ditelusuri, ternyata pernikahan tersebut hanya
menelan biaya 3,5 juta Toman (setara dengan USD 3.500/ Rp 28 Juta).
Meski terbilang sederhana, pernikahan ini berlangsung dengan khidmat dan
syahdu.
Hal ini sangat berbeda sekali dengan
upacara pernikahan anak presiden Indonesia Ibas-Aliyya yang
diselenggarakan hari ini (24/11). LSM Bendera mencatat bahwa Biaya
pernikahan Ibas-Aliya menghabiskan dana sebesar Rp 12 Miliar. Sementara
itu, tabloid Cek dan Ricek melaporkan prosesi pernikahan ini
menghabiskan dana sebesar Rp 40 Miliar.
Pernikahan Ibas-Aliya juga berdampak
negatif terhadap masyarakat. Pernikahan ini telah merampas hak 300 siswa
sekolah alam Cikeas dan SDN 1 Cipanas karena diliburkan, menghilangkan
nafkah 1000 pedagang Pasar Cipanas dan 1000 angkutan umum Cipanas serta
belasan ribu masyarakat yang akan berbelanja di Pasar Cipanas yang
menggunakan angkutan umum.
Hal berbeda akan kita temukan pada
pernikahan putra Ahmadinejad sebagaimana dilukiskan oleh Seorang
blogger, Javad Matin. Matin melukiskan prosesi pernikahan itu sebagai
berikut:
“SAAT itu, pada Rabu malam ketika telepon
saya berdering, Saya diundang ke upacara pernikahan sahabat baik saya,
Alireza, yang akan berlangsung malam berikutnya.
Saya tahu setiap kali Idul Ghadir (Hari
libur Islam di Iran) datang keluarga itu pergi ke beyt [Istana
kepresidenan] dan dia akan dinikahkan dengan keponakan syahid Kaveh
[tentara Iran, Garda Revolusi, dan anggota Basij yang tewas dalam perang
Irak biasa disebut syahid].
Kamis malam pukul sembilan, saya pergi ke
istana kepresidenan. Dari luar tempat itu, semua tampak biasa saja,
sampai-sampai saya mengira bahwa saya telah datang ke tempat yang salah.
Sepertinya pernikahan putra seorang presiden tidak diadakan di sana.
Saya memasuki taman dan sadar bahwa saya
harus mematikan telepon. Sekelompok orang berbaris untuk salat. Kemudian
saya memasuki aula. Sejumlah meja kosong karena tamu yang duduk sedang
pergi untuk melaksanakan salat. Buah-buahan dan kue, sebotol air
mineral, beberapa piring dan pisau telah ditata di meja untuk para tamu.
Saya menanyakan keberadaaan “doktor”
[sebutan untuk Ahmadinejad dari para pendukungnya karena dia adalah
doktor di bidang teknik sipil dan manajemen lalu lintas transportasi].
Saya diberi tahu bahwa dia sedang salat di halaman belakang.
Karena kurangnya ruangan, beberapa tamu
pergi menuju halaman belakang. Saya salat bersama, seorang ajudan senior
kepresidenan, Mojtaba Samareh Hashemi. Kemudian saya kembali ke aula.
Sang doktor sedang duduk di meja pertama
di sebelah ayah pengantin wanita. Setelah bersalaman hangat dengannya
dan beberapa pejabat lain, saya duduk di salah satu meja.
Kemudian sang pengantin pria memasuki
aula. Dia mengucapkan salam kepada setiap tamu dan duduk di samping
doktor dan ayah mempelai wanita, Haj Agha Akbari.
Ketua panitia penyelenggara pernikahan,
Mr. Kheirkhah, mengatakan betapa doktor begitu perhatian terhadap
resepsi pernikahan ini sampai pada hal-hal yang detailnya. Dia
mengatakan bahwa doktor hanya memesan satu jenis makanan dan membayar
3,5 juta toman [sekitar 3.500 dolar / Rp 28 juta] untuk biaya resepsi.
Dia menambahkan bahwa jumlah tamu pria
sebanyak 180 orang. Saya hanya melihat sedikit pejabat negara. Saya
pernah ke pernikahan pejabat publik sebelumnya dan di sana tidak hanya
ada pengeluaran mewah tapi juga banyak menteri dan pejabat negara yang
hadir.
Tapi apa yang saya lihat disini
benar-benar penuh dengan kesederhanaan. Ini adalah resepsi rakyat,
padahal ayah sang pengatin pria adalah orang nomor satu di negeri ini.
Dalam pesta tersebut, aura kesederhanaan
sangat terasa di mana-mana. Hal tersebut terbukti dari cara tamu dijamu.
Hal ini juga bisa dilihat dari mobil yang digunakan untuk mengantar
pengantin dan perjamuan itu sendiri yang sederhana namun lezat dan
harum.
Pembawa acara resepsi meledek Alireza
tentang subsidi dan 1 juta toman yang akan diterima anaknya kelak, yang
membuat doktor tersenyum.
Upacara telah berakhir, tetapi sang
doktor dan ayahnya pengantin wanita berdiri di pintu gerbang untuk
mengucapkan selamat tinggal kepada para tamu.
Menarik melihat bagaimana sang doktor
melayani anak berumur 7-8 tahun yang berteriak “Paman! Paman!”
kepadanya. Dia memeluk dan memperlakukannya dengan baik.
Semua orang telah pulang dan sang doktor
menuju dapur untuk menyampaikan terima kasih kepada mereka yang bekerja
untuk resepsi. Ketika semua orang telah pergi, pengantin pria dan wanita
masuk ke mobil mereka tanpa ada formalitas tambahan dan pulang ke rumah
dengan keluarga.
Saya menyampaikan selamat kepada sahabat
saya, Alireza,sang doktor, keluarganya yang terhormat, dan juga keluarga
syahid Mahmoud Kaveh. Semoga mereka memiliki kehidupan yang baik di
bawah bayangan Imam Zaman.
Sudah menjadi hak setiap orang untuk
melaksanakan pernikahan dengan kemewahan, terlebih lagi menggunakan uang
pribadi. Namun, sebagaimana nasihat Ali bin Abi Thalib, seorang
pemimpin memiliki kekhususannya tersendiri. Dengan tanggung jawab yang
lebih besar, dia harus bisa menyesuaikan dan merasakan kehidupan rakyat
terbawah yang dipimpinnya.”
Apakah anda setuju dengan nasihat Imam Ali bin Abi Thalib diatas wahai bapak SBY?
Temuan Baru, Pernikahan Ibas Habiskan Rp 40 Miliar
Pernyataan Sudi yang menyebut dana
pernikahan itu dari kantong pribadi SBY terlihat janggal. Alasannya,
dana sebesar itu jauh melampaui jumlah harta kekayaan SBY yang
dilaporkan pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2009 lalu. Dalam
Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) pada 2009, total kekayaan
SBY sebesar Rp 7.616.270.204.
Jika pada 2011 ini, biaya pernikahan anaknya saja senilai Rp 40
miliar, lantas dari manakah biaya itu? Mungkinkah harta kekayaan SBY
setelah dua tahun memimpin periode kedua ini naik sebesar itu? Dari
mana? Kalaupun naik, akankah dia menghabiskan kekayaannya?Yuk, Mengintip Harta Kekayaan SBY-Boediono
JAKARTA, KOMPAS.com — Selang beberapa bulan saja, harta kekayaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meningkat sekitar Rp 1 miliar, yaitu dari Rp 6.848.049.611 dan 246.389 dollar AS pada 14 Mei 2009 menjadi Rp 7.616.270.204 dan 269.730 dollar AS pada 23 November 2009.Harta tersebut terdiri dari harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan senilai Rp 2.408.620.000, alat bergerak berupa transportasi senilai Rp 502.500.000, harta bergerak lainnya berupa logam mulia, batu mulia, serta barang seni dan antik Rp 851.150.000, serta giro dan lainnya Rp 3.854.135.204.
Kekayaan Hatta Rajasa Naik dari Rp 9,63 Miliar Jadi Rp 14,8 Miliar
Hatta, yang datang setelah kedua menteri
pergi, melaporkan harta kekayaannya sebesar Rp 14,8 miliar. Jumlah itu
naik dibandingkan pelaporan pada 4 November 2004 sebesar Rp 9,63 miliar
dan dan US $ 10 ribu.
Hatta, yang menjadi sorotan wartawan karena total harta kekayaannya,
mengatakan harta tidak bergerak senilai Rp 11,57 miliar yang dia
disebutkan atas hasil sendiri diperolehnya saat dia masih aktif menjadi
pengusaha pada 1983 hingga 1990-an. “Dan itu uang sah yang saya
dapatkan,” kata Hatta.http://kabarislam.wordpress.com/2011/11/25/pernikahan-ibas-anak-sby-rp-40-milyar-vs-pernikahan-anak-ahmadinejad-rp-32-juta/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar