Siapa yang bilang Indonesia sudah bebas dari penjajahan. Penjajahan dilakukan oleh bangsa sendiri melalui segelintir elit penguasa dan legislatif lewat peraturan dan perundang undangan dan di laksanakan oleh pihak asing baik langsung maupun tak langsung.Buktinya kepemilikan asing atau operator di sektor-sektor strategis di dominasi oleh asing lewat hasil legislasi para elit Indonesia. Sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali sumbangan para legislator kepada kehidupan rakyat yang saat ini makin melarat. Dari tempe, sampai undang-undang semuanya impor.
Indonesia telah kehilangan kedaulatannya secara ekonomi. Itu semua akibat kebijakan elit yang membuka lebar keran privatisasi sektor-sektor strategis yang menyebabkan harga bergantung pada mekanisme pasar.
Rakyatnya dipaksa menjadi bangsa konsumen yang dapat dilihat dari tingginya angka eksport dibandingkan dengan import dan menjamurnya Mal dan pusat perbelanjaan yang memperdagangkan produk asing.
Sektor strategis penting sudah tidak dikuasai oleh negara, tapi asing dan segelintir orang
Dengan sistem ekonomi Indonesia saat ini sudah mengadopsi ekonomi neo liberal yang mengakibatkan jarak yang sangat lebar terhadap kesenjangan ekonomi di dalam negeri.
Pertumbuhan ekonomi seolah-olah tinggi secara makro, tapi siapa yang bertumbuh??? Pertumbuhan sekarang membuat kesenjangan yang semakin lebar yang dapat dilihat dari jumlah kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya Indonesia, yang berjumlah 600 ribu kali dibandingkan rata-rata rakyat Indonesia atau penghasilan orang kaya di Indonesia 600 ribu kali lipat dibanding orang miskin sedangkan AS perbandingannya cuma 20 ribu kali, artinya pemerintah hanya berhasil mengangkat derajat si kaya menjadi tambah kaya, sedankan si miskin ya makin nelongso. Jadi, mana yang lebih kejam? dijajah bangsa sendiri atau di jajah bangsa Asing. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar