Politikus di Indonesia

 on 25/06/12  

Sejatinya  pemimpin adalah pelayan bagi masyarakatnya. Itu berarti pemimpin akan selalu mendahulukan kepentingan rakyatnya dibandingkan kepentingan pribadinya. Inilah ironi yang terjadi di Indonesia. Di Indonesia, pemilihan legislatif (DPR, DPRD I, dan DPRD II) menggunakan sistem proporsional dengan daftar terbuka. Lewat sistem semacam ini, partai-partai politik cenderung mencari kandidat yang populer sehingga punya elektabilitas yang tinggi di mata para pemilih. Hal ini menyebabkan munculnya para pemilik dana besar (pengusaha) dan artis (sinetron, lawak, penyanyi) yang tergiur untuk bergabung ke dalam sebuah partai politik. disinilah letak kelemahannya, proses rekrutmen seperti ini hanya akan menghasilkan :
1. politikus bermotif ekonomi menghasilkan polikus bermental korup dan berusaha untuk mengembalikan modalnya selama berkompetisi.
2. politikus yang tidak mempunyai pengetahuan tentang bernegara.
3. politikus hedonis, yang mempertontonkan kesenangan, keme­wahan dan kepongahan mereka sehingga melupakan masalah riil yang dihadapi masyarakat.
4. politikus yang gemar bertransaksi baik ekonomi maupun politik transaksional.
5. politikus yang tidak peduli dengan rakyatnya.
6. politikus yang tidak mempunyai kedisiplinan, hati nurani, dan tidak bertanggung jawab.
7. politikus yang brorientasi kepentingan jangka pendek, reaktif terhadap permasalahan dan hanya mempertimbangkan keuntungan untuk kelompoknya
8. pemborosan anggaran dalam pemilihan pemimpin.
9. partai politik baru di setiap pemilu dan politikus kutu loncat yang berpindah - pindah partai.
10. politikus pembohong, yang besar janji daripada realisasi
11. politikus yang memproduksi UU yang tidak mengembangkan kekayaan negeri untuk kepentingan rakyatnya, tetapi untuk kepentingan diri sendiri, keluarga dan kelompoknya saja
 12. politikus dan pemimpin Indonesia jikalau gagal, bukan mengundurkan diri, tetapi mengemukakan banyak alasan ini itu dan dalih ini itu untuk menutupi ketidakmampuannya.
13. mereka menganggap terpilih menjadi pemimpin bukanlah amanah, tetapi ladang penghasilan untuk 7 keturunan.

Politikus di Indonesia 4.5 5 Fizzo's Blog 25/06/12 Sejatinya  pemimpin adalah pelayan bagi masyarakatnya. Itu berarti pemimpin akan selalu mendahulukan kepentingan rakyatnya dibandingkan kepe...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.