Rata-rata dalam setahun, konsumsi ekstasi pengguna narkotika jenis
pil itu mencapai 140 juta butir. Nilainya pun fantastis, Rp48,2 triliun, yang berarti nilainya 8 kali kasus Century. . . wow
Jumlah pengguna di Indonesia hingga saat ini mencapai 3,8
juta orang. Sementara jumlah yang sudah dalam proses rehabilitasi
mencapai 18 ribu lebih orang dan masih ada jutaan pil ekstasi atau ineks yang beredar di Indonesia. Selain pil ekstasi, kebutuhan akan jenis narkotika lainnya, cukup fantastis, yakni rata-rata 30 ribu per tahun. Para pengedar tanpaknya tidak lagi takut akan hukum Indonesia karena melhat salah satu kasus yaitu di berikannya grasi presiden kepada Ratu mariyuana asala Australia.
Kasus terbesar Narkoba se Indonesia yaitu kasus narkoba di Jakarta Barat dengan jumlah sebanyak 300 kasus narkoba per bulan. Kampung narkoba di komplek perumahan Permata, biasa disebut Kampung Ambon merupakan kantong narkoba terbesar di Jakarta Barat.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa jika yang tertangkap satu
kilogram narkoba jenis apa saja, maka yang lolos setidaknya ada puluhan
kali lipat dari jumlah tersebut. Banyak faktor yang meyebabkan
terjadinya hal ini. FaktorX yang membuat negara ini menjadi “surga” peredaran narkoba. Bahkan berdasarkan data yang di ungkap di Metro TV (sabtu, 28 Januari 2012) Indonesia berada di peringkat ke 3 pasar
narkoba dunia. Mulai dari keterlibatan oknum yang seharusnya mengawasi
dan atau mencegah masuknya barang haram ini, jalur-jalur perbatasan
seperti Nunukan dan Entikong, jalur laut melalui Batam dan Aceh.
tentunya selain jalur penerbangan di pagi hari yang masing “lengang”
pengawasannya.
Faktor lain adalah selisih harga yang begitu tinggi membuat para
pengedar dari negara tetangga ini makin gencar mengedarkan narkoba ke
Indonesia. Salah satu contoh narkoba favorit di kalangan para pemakai
adalah shabu-shabu, di Malaysia di bandrol Rp. 300.000,- tapi di sini
bisa berharga sampai Rp. 2 Milyar lebih.
Faktor utama tentunya adalah pengguna atau pemakai narkoba itu
sendiri, dari jumlah penduduk yang mencapai 235 juta jiwa. Indonesia
merupakan pasar “gemuk” untuk peredaran narkoba karena, dari jumlah tersebut 2,2 persen atau 3,8 juta jiwa adalah pengguna narkoba. Diprediksi akan terus meningkat, hingga tahun ini akan mencapai 2,8 persen atau 5,1 juta jiwa.
Keadaan ini tentu sangat memperihatinkan karena dampak negatif adalah ancaman hilangnya
generasi penerus bangsa.
Konsumsi Ekstasi RI Rp48 Triliun
12/06/12 on
Tidak ada komentar:
Posting Komentar