Kebocoran Anggaran Negara antara 10 hingga 50 persen, bahkan ada yang lebih. 40 persen APBN selama ini dimanfaatkan untuk belanja langsung melalui proses pengadaan barang dan jasa. Dalam RAPBN 2011 disebutkan total pendapatan negara tahun ini sebesar Rp 1.086, 3 triliun. Untuk belanja pemerintah pusat seperti anggaran kementerian/lembaga dan non kementerian/lembaga sebesar Rp 823,6 triliun. Jadi dari belanja pemerintah ini sebanyak 10-50 persennya bocor dan tak jelas, maka besaran itu mencapai Rp 82,3 triliun sampai Rp 411 triliun per tahun. Hal ini dikarenakan kebocoran dilakukan secara berjamaah dan terlihat seperti legal.
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyatakan, korupsi di Indonesia semakin hari semakin gawat dan gila. Ya mungkin di dunia itu uang kalau bocor 10 persen. Kalau kita ini bocornya berapa. Ratusan persen ruginya ratusan persen," tegas Prabowo. Banyak anggaran pemerintah daerah yang tidak masuk akal angkanya. Seperti anggaran daerah DKI Jakarta ada scanner komputer itu harganya Rp 2 juta, tapi dianggarkan Rp 270 juta. itu berapa ribu persen bocornya?," tanya Prabowo.Selain itu, motor pemadam kebakaran yang harganya Rp 26 juta dianggarkan Rp 260 juta. "Ini luar biasa sekali bocornya. Jadi ini kita tahu ketidakefisienan anggaran sangat banyak. Korup. Kebocoran kita sudah terlalu parah. Ini zaman edan," tegas Prabowo.
Menurutnya, sistem pemerintahan di Indonesia tidak efisien. Sistemnya yang lemah, mengakibatkan korupsi di Indonesia semakin merajalela. "Potensi kita besar. Kekayaan kita luar biasa," jelasnya.
Prabowo juga mempertanyakan kekayaan negara yang dimiliki Indonesia. Menurutnya, sebagai sebuah negara Indonesia amat kaya raya."Bangsa kita ini sebenarnya kaya. Sejak 1997-2011 untung kita USD 25 miliar. Kekayaan kita mencapai USD 375 miliar. Tapi malah serba kekurangan yang ditaksir USD 265 miliar. Kekayaan kita entah ke mana," ungkapnya.
"Saya baru dapat berita Pilkada di suatu daerah calon yang menang itu menghabiskan Rp 600 miliar, yang kalah Rp 400 miliar. Dari mana uangnya? Ya anggaran," katanya.
Merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar