Negara-negara seperti Malaysia dan Singapura sangat diuntungkan oleh para smelter ini. Mereka membeli timah batangan tanpa brand dengan harga rendah dari perusahaan smelter di Babel, kemudian menjualnya dengan harga tinggi setelah melebur dan memberinya merek.
Singapura tercatat sebagai negara tujuan ekspor timah Indonesia terbesar. Pada Januari 2013, Indonesia mengekspor sebanyak 6.583,48 ton timah ke Singapura atau sekitar 72% dari total ekspor timah nasional sebanyak 9.154,71 ton.
Negara tujuan ekspor timah sepanjang Januari 2013 tersebar ke 12 negara tujuan ekspor. Selain Singapura, pembeli besar lainnya yaitu Malaysia sebanyak 1.179,71 ton, disusul China 320,18 ton dan Thailand 267,60 ton. Yang menjadikannya aneh adalah Malaysia yang tak punya potensi timah, telah tercatat pula menjadi negara pengekpor timah.
Negara Indonesia seharusnya menentukan harga pasar timah dunia. Di Indonesia, kadar timahnya mencapai 70% dan ini dapat dengan mudah ditemukan di daratan, bandingkan dengan Cina yang harus menambang hingga jarak 200 kilo dan kadar timah kurang dari satu persen tapi Cina lebih unggul dalam volume produksi.
Indonesia, dari timah saja sudah bisa menjadi negara terkaya di dunia, apalagi ditambah emas dan hasil alam lainnya. siapa yang salah? pastinya pengelola negara ini. . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar