Komunitas Parkour Indonesia resmi berdiri pada 15 Juli 2007, setelah sebelumnya hanya berupa wadah komunikasi dunia maya. Wadah ini dibentuk sebagai pemersatu pecinta olahraga Parkour yang tersebar di tanah air,” ujar Arie Arbiyantoro, salah satu Traceur, sebutan bagi pelaku Parkour laki-laki, yang juga berasal dari Komunitas Parkour Jakarta.
2.Komunitas Sepeda Tinggi
Di Yogyakarta, komunitas “pit dhuwur” selalu mencuri perhatian dan menjadi pemandangan yang unik di jalan-jalan kota. Komunitas ini berawal dari kedatangan sekelompok sirkus bernama Cyclown Circus. Kelompok sirkus tersebut merupakan gabungan pemain sirkus dari beberapa negara, seperti: Italia, Brazil, Argentina, Amerika, dll. Cyclown Circus mengadakan pertunjukkan di Yogyakarta akhir 2006 lalu. Saat itu salah satu seniman sirkus asal Italia, Pierro - membarter sepeda tinggi hasil rakitannya dengan tattoo karya Dhomas Yudhistira a.k.a Kampret, seniman tattoo asal Yogyakarta. Pierro juga mengajarkan bagaimana membangun sepeda tersebut dengan ’mengawinkan’ dua kerangka sepeda yang tidak terpakai yang kemudian dirangkai dengan rongsokan besi. Di Jogja limbah atau barang rongsokan kan banyak. Kita pun sebagai generasi muda Jogja memiliki semangat yang sama, yaitu meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dengan memanfaatkan limbah atau rongsokan tersebut menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat,” kata Dhomas. Karena banyaknya permintaan dari teman-teman, dan respon aktif dari para pecinta olah raga sepeda, Dhomas kemudian akhirnya mulai membuka forum untuk sepeda tinggi.
3.Komunitas Musik Elektronik SoundBoutique
SoundBoutique merupakan sebuah forum bagi pemusik dan pecinta musik elektronik yang berdiri sejak 28 November 2005 di Yogyakarta. SoundBoutique berfungsi sebagai tempat untuk saling tukar pikiran, ilmu, dan pengalaman dalam bermusik dan menikmati musik elektronik, yang kemudian berkembang dari sebuah forum yang besar dan menjadi tempat yang banyak menerbitkan artis Live PA (Performance Art) . Pertama kali dibentuk, anggota SoundBoutique terdiri dari Ari Wulu yang dikenal dengan sebutan MidiJunkie, Monosynth, BERHALa dan SOAC, kemudian Lintang, Toni, dan Uma Guma. Musik elektronik yang disuguhkan oleh komunitas SoundBoutique berbeda. Jika DJ hanya memainkan musik yang sudah jadi, musisi di komunitas ini membuat musik dengan cara melakukan LIVE Performance langsung. Artinya, setiap bunyi yang keluar dibuat melalui instrumen yang digunakan saat pentas dilakukan. “Musik elektronik di SoundBoutique beda dengan DJ manajemen. Kalau DJ hanya memainkan lagu yang sudah jadi, tinggal play back saja. Sedangkan kami compose musik, dan semua bunyi yang keluar dibuat satu-satu saat LIVE Performance dilakukan. Dan itu BUKAN play back,” jelas Wulu. Musisi SoundBoutique sendiri memiliki ciri masing-masing. “Setiap performer memiliki jenis musik atau instrumen yang berbeda-beda. Aku sendiri lebih sering memainkan break beat. Aku juga sering masukin elemen etnis, seperti gamelan, dll,” kata Wulu. Dalam penampilannya di Kick Andy, SoundBoutique berkolaborasi dengan VJ Rafael yang mengkomposisi karya video dan grafis, kemudian ditembakkan ke lantai panggung dari sebuah lcd proyektor sebagai respon artistik yang berpadu dengan musik elektronik.
4.KOMUTOKU merupakan singkatan dari KOMUnitas TOKUSATSU
Tokusatsu sendiri adalah film super hero Jepang LIVE ACTION dengan special effect. Live Action merupakan shooting menggunakan aktor atau aktris manusia, bukan anime. Komutoku adalah komunitas fans film super hero Jepang berorganisasi. Jumlah keangotaan yang ikut dalam komunitas ini adalah 4800 orang lebih, dan tersebar di seluruh nusantara dan manca negara. Rata-rata umur yang masuk ke dalam keanggotaan komunitas ini berkisar 7 tahun sampai dengan 45 tahun. Kepengurusan komunitas ini ada 13 orang. Visi dari Komutoku adalah membangun industri film Super Hero Indonesia, sedang misi dibentuknya Komutoku ditujukan untuk menggalang fans Tokusatsu di seluruh Indonesia dan memasyarakatkan kecintaan terhadap super hero baik Jepang dan lokal (Indonesia).
6. Jogja Endang Club (Jogjakarta, 2004)
Komunitas
ini didirikan oleh Endang Syahbenol. Bermula ketika ia membuka buku
tamu di sebuah hajatan, ia menemukan banyak sekali orang yang bernama
Endang. Maka, melalui rubrik “Surat Pembaca KR”, ia mengajak para
pemilik nama Endang untuk berkumpul. Setelah itu ratusan Endang
menghubunginya lewat telepon. Keuntungan menjadi anggota perkumpulan
ini salah satunya, para Endang yang berprofesi sebagai pedagang memberi
diskon harga kepada Endang lainnya, seperti pedagang material,
tukang jahit, tukang obat, jasa notaris atau jasa dokter.
7. Komunitas Hong (Bandung, 2003)
Komunitas
ini bertekad melestarikan mainan dan permainan rakyat. Komunitas ini
terdiri dari 150 anggota yang berasal dari berbagai kalangan
masyarakat. Tingkatan usia dari mulai usia 6 tahun sampai usia 90
tahun. Komunitas ini memiliki tempat berkumpul bernama Kampung kolecer
yaitu tempat untuk membuat mainan dan bermain permainan rakyat yang
ada di Kabupaten Subang.
8. Komunitas Nebeng.Com (Jakarta, 2005)
Komunitas
ini bertujuan untuk menghemat ongkos, hemat BBM, mengurangi
kemacetan, dan mengurangi polusi kendaraan di sekitar Jabotabek.
Anggotanya mayoritas pegawai yang terdiri dari para pemberi tebengan
dan penebeng. Para anggota dapat nebeng saat pergi dan pulang kerja.
Selain itu, komunitas ini juga mengadakan tebengan ketika masa mudik
lebaran tiba.
9. Komunitas Jejak Petjinan (Surabaya, 2010)
Komunitas
Jejak Petjinan adalah kumpulan orang-orang yang ingin menelusuri
jejak Tionghoa di Indonesia, baik yang masih ada, ataupun yang sudah
terkubur oleh jaman. Gerakan ini dimulai dengan sebuah kegiatan wisata
budaya dan sejarah yang dinamakan Melantjong Petjinan Soerabaia (MPS).
10. Komunitas Aleut! (Bandung, 2006)
Aleut
dalam bahasa sunda berarti “jalan beriringan”, komunitas yang
mengapresiasi sejarah, wisata dan lingkungan kota Bandung. Didirikan
oleh beberapa mahasiswa Universitas Padjadjaran pada tahun 2006,
komunitas ini berdiri atas dasar kesamaan minat mempelajari sejarah
kota Bandung dan mencoba mengemasnya agar menarik. Beberapa kegiatannya
yaitu mengunjungi objek sejarah, menonton film bersejarah, dan
makan-makan sekaligus diskusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar