Indonesia for sale
29/09/12 on
Pemiskinan sedang terjadi di sekitar kita, fakir miskin dan anak jalanan yang seharusnya dilindungi dan dipelihara oleh negara malah dikejar-kejar dan ditangkap serta diperlakukan seperti penjahat. Betapa sulitnya rakyat kita mencari sesuap nasi. SDA yang seharusnya digunakan untuk mensejahterakan rakyat dijual kepada asing atau kalau tidak dikorupsi oleh aparat.
Kehidupan rakyat Indonesia, 24 jam sudah dikuasai asing. Bangun tidur minum Aqua (74% sahamnya dikuasai Danone asal Perancis) atau minum teh Sariwangi (100% saham-nya milik Unilever Inggris)
atau minum susu Nestle (100% Australia). Ketika mandi, sebagian besar memakai sabun, sampho, sikat gigi produk Unilever, airnya dari PT Palyja yang 51 % sahamnya dipegang SUEZ ENVIRONNEMENT yang sudah membangun 150 instalasi pengolahan air di Indonesia. Makan nasi dari Vietnam atau Kamboja, makan buah buahan atau menggunakan hasil olahan kebun (7 komoditas : sawit, karet, kakao, teh, tebu, kelapa, pulp, paper) Kepemilikannya adalah sebesar 92,5% asing. Belum lagi tempe/tahu yang kedelainya dari Amerika. Berangkat kerja naik mobil, bus, motor yang rata-rata berasal dari Jepang. Dikantor, AC dari Korea, alat tulis dari China, komputer sebagian besar asal Taiwan. Makan siang di Mc Donald atau KFC dari Amerika. setelah itu mau mengambil uang di ATM bank swasta nasional (BCA, Danamon, BII, Kesawan QNB, OCBC NISP). Dari total aset perbankan yang mencapai Rp 3.065 triliun, sekitar Rp 1.551 triliun yang dikuasai asing. Dari 121 bank umum yang ada di Indonesia, asing memiliki 47 bank. Telepon anak di rumah? Kepemilikan asing atas saham perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Indonesia mencapai angka 69,85 %, teleponnya menggunakan HP 100 % asing, karena belum ada 1 merk telepon seluler yang bisa dihasilkan anak bangsa. Pulang kerja mampir belanja ke Carrefour milik Perancis, ke Alfa (milik Carrefour 75%), atau ke Giant hypermart atau Hero (Dairy Farm Internasional Malaysia). Pas malam mau cari makanan ringan ke Circle K (Amerika Serikat). Rumahnya sudah punya sendiri ? trus di bangun memakai semen Tiga Roda bikinan Indocement (61,70% milik Heidelberg Jerman), atau pakai semen Gresik yang sudah menjadi milik Cemex Mexico atau pakai semen Cibinong (77,37% dimiliki Holchim Swiss), mau istirahat sambil nonton TV yang kebanyakan diproduksi oleh produsen asal Korea dan Jepang. Belum dihitung kerugian dari perampokan legal kekayaan alam kita, Batubara, Emas, Timah, Alumunium, Tembaga, Minyak Bumi dan lain-lain. Juga termasuk BUMN yang telah diprivatisasi, dimana kepemilikan asing mencapai 60 persen. Mudahnya asing mencari uang di negara kita, sedangkan rakyatnya, hanya untuk mengemispun harus di kejar-kejar aparat atas nama keindahan kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar