Article Archive For Month : 2014

Home > Archives for 2014

<h1 class="post-title entry-title" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px; line-height: 25px; margin: 0.5em 0px 0.4em; padding-bottom: 0px;">
<span style="font-family: Verdana, Arial, sans-serif; font-size: x-small; line-height: 1.5em;"> Rakyat sebagai pemilik sejati  sumber  daya  alam  hanya menjadi  konsumen  terhadap barang  milik  mereka  sendiri  di tanah nasional bangsa mereka sendiri.</span></h1>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-2945632971862344141" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Verdana, Arial, sans-serif; line-height: 20px;">
<div dir="ltr" trbidi="on">
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<br /></div>
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;">Berdasarkan data yang ada, dominasi  asing  di  sektor-sektor strategis seperti keuangan, energi dan sumber daya mineral, telekomunikasi, dan perkebunan adalah sebuah fakta yang tak bisa ditolak.</span></div>
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;">Data  penelusuran  Kompas menyebut, per Maret 2011 pihak asing telah menguasai 50,6 persen  aset  perbankan  nasional. Dengan  demikian,  sekitar  Rp 1.551 trilyun dari total aset perbankan Rp 3.065 trilyun dikuasai asing.  Secara  perlahan  porsi kepemilikan asing terus bertambah. Per Juni 2008 kepemilikan asing  baru  mencapai  47,02 persen.</span></div>
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;">Hanya  15  bank  yang  menguasai pangsa 85 persen. Dari 15 bank itu, sebagian sudah dimiliki asing bukan milik nasional. Dari total 121 bank umum, kepemilikan  asing  ada pada  47 bank dengan porsi bervariasi.</span></div>
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;">Terkait  keuangan,  asuransi juga  didominasi  asing.  Dari  45 perusahaan  asuransi  jiwa  yang beroperasi di Indonesia, tak sampai setengahnya yang murni milik Indonesia. Kalau dikelompokkan, dari asuransi jiwa yang ekuitasnya di  atas  Rp  750  milyar  hampir semuanya usaha patungan. Dari sisi  perolehan  premi,  lima  besarnya adalah perusahaan asing.</span></div>
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;">Dominasi itu sangat tampak di pasar modal/bursa efek. Total kepemilikan investor asing 60-70 persen  dari  semua  saham  perusahaan  yang  dicatatkan  dan diperdagangkan di bursa efek. Di sana  bisa  dilihat  pula  bahwa Badan  Usaha  Milik  Negara (BUMN) yang telah diprivatisasi, kepemilikan  asing  sudah  mencapai 60 persen.</span></div>
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;">Yang lebih tragis lagi adalah di sektor sektor minyak dan gas. Porsi operator migas nasional hanya sekitar 25 persen, selebihnya 75 persen dikuasai  pihak asing. Dari  total 225 blok migas yang dikelola kontraktor kontrak kerja sama  non  Pertamina,  120  blok dioperasikan  perusahaan  asing, hanya 28 blok yang dioperasikan perusahaan nasional, serta sekitar 77 blok dioperasikan perusahaan gabungan  asing  dan  lokal.  Di perusahaan  patungan itu  porsi asing pun cukup besar.</span></div>
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;">Data  Kementerian  Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2009, dari total produksi minyak di  Indonesia,  Pertamina  hanya memproduksi 13,8 persen. Sisanya dikuasai swasta asing seperti Chevron  (41  persen),  Total  E&P Indonesie  (10  persen),  Conoco Philips  (3,6 persen) dan CNOOC (4,6 persen).</span></div>
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;">Data  lain  mengungkap  lebih  rinci  penguasaan  ladang minyak dan gas di Indonesia oleh asing  tersebut. Tercatat  dari  60 kontraktor,  lima  di  antaranya dalam kategori super major, yakni Exxon Mobil, Shell Penzoil, Total Fina  EIf,  BP  Amoco  Arco,  dan Chevron Texaco. Lima perusahaan ini menguasai cadangan minyak 70  persen  dan  gas  80  persen. Selebihnya masuk kategori major, seperti  Conoco,  Repsol,  Unocal, Santa  Fe,  Gulf,  Premier,  Lasmo, Inpex,  Japex.  Perusahaan  ini menguasai cadangan minyak 18 persen dan gas 15 persen. Perusahaan independen hanya menguasai  cadangan  minyak  12 persen dan gas 5 persen. Diperkirakan hasil dari mengeruk kekayaan  alam  Indonesia  mencapai 1.655 milyar dolar AS atau 14,3 ribu trilyun/tahun. Ini jauh lebih besar dibandingkan total utang pemerintah  Indonesia  hingga April  2011  yang  mencapai  Rp 1.697,44 trilyun.</span></div>
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;">Tidak  hanya  di  hulu,  perusahaan  migas  asing  ini  pun mulai merambah ke sektor hilir. Beberapa  perusahaan  asing  seperti  Shell,  Total  dan  Petronas telah menancapkan kukunya dengan membangun SPBU di lokasi-lokasi  strategis.  Setidaknya  ada 105 perusahaan migas asing yang memperoleh  izin  mendirikan SPBU. Bahkan pemerintah memberikan kesempatan kepada masing-masing  perusahaan  untuk membuka sekitar 20 ribu SPBU di seluruh Nasional Indonesia.</span></div>
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;">Di  sektor  telekomunikasi, perusahaan  asing  mendominasi perusahaan telekomunikasi. Bahkan  perusahaan  negara  yang sangat vital dalam lalulintas data yakni  INDOSAT,  70,14  persen  sahamnya dimiliki asing. Porsi asing di  perusahaan  telekomunikasi lainnya  cukup  besar.  SmartFren Telecom 23,91 persen, Telkomsel 35 persen, Hutchinson 60 persen,  Xl Axiata 80 persen, dan Natrindo 95 persen.</span></div>
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;">Asing  kini  pun  mulai  merambah sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit. Guthrie Bhd (Malaysia)  167.908  Ha.  Wilmar International  Group  (Singapura) 85.000 ha, Hindoli - Cargill (AS) 63.455 ha, Kuala Lumpur Kepong Bhd (Malaysia) 45.714 ha, SIPEF Group (Belgia) 30.952 ha, Golden Hope Group (Malaysia) 12.810 ha (Kompas, 23/5).</span></div>
<div style="font-size: 12px; line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;">Di  luar  itu,  produk-produk Cina membanjiri pasar Nasional Indonesia. Semua  produk  Cina  dari  mulai jarum, peniti, hingga pesawat terbang masuk Indonesia tanpa bisa lagi dikendalikan.</span></div>
<div style="line-height: 1.5em;">
<span style="font-size: x-small;">Wowww</span></div>
</div>
</div>

Rakyat sebagai pemilik sejati sumber daya alam hanya menjadi konsumen terhadap barang milik mereka sendiri di tanah nasional bangsa mereka sendiri. Berdasarkan data yang ada, dominasi asing di sektor-sektor strategis seperti keuangan, …

“Racun” TV Indonesia

<div class="w620 left ml_20 arial ml6_10 index_artikel pt_20" style="float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-left: 20px; padding-top: 20px; width: 620px;">
<div class="1936608709" id="page-wrap" style="float: left; margin: 0px; position: relative;">
<h1 class="w580 ml_5" style="margin: 0px 0px 0px 5px; padding: 0px; width: 580px;">
<span style="font-size: xx-small;">sumber : <a href="http://sosbud.kompasiana.com/2013/10/30/inilah-racun-yang-kita-sebut-hiburan-komik-inside-606402.html?fb_action_ids=10152162810858281&fb_action_types=og.recommends&fb_source=other_multiline&action_object_map=%5B408753252586747%5D&action_type_map=%5B%22og.recommends%22%5D&action_ref_map=%5B%5D">http://sosbud.kompasiana.com/2013/10/30/inilah-racun-yang-kita-sebut-hiburan-komik-inside-606402.html?fb_action_ids=10152162810858281&fb_action_types=og.recommends&fb_source=other_multiline&action_object_map=%5B408753252586747%5D&action_type_map=%5B%22og.recommends%22%5D&action_ref_map=%5B%5D</a></span></h1>
<div>
<br /></div>
<div style="width: 600px;">
<div id="ct_1158" style="width: 600px;">
<img alt="13831515292012509562" class="alignnone size-full wp-image-288928" height="309" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/10/13831515292012509562.jpg" style="max-width: 600px;" title="13831515292012509562" width="320" /><br />
<img alt="13831516971870043561" class="alignnone size-full wp-image-288931" height="284" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/10/13831516971870043561.jpg" style="max-width: 600px;" title="13831516971870043561" width="320" /><br />
<img alt="13831517471322747555" class="alignnone size-full wp-image-288932" height="301" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/10/13831517471322747555.jpg" style="max-width: 600px;" title="13831517471322747555" width="320" /><br />
<img alt="1383151653865797112" class="alignnone size-full wp-image-288930" height="302" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/10/1383151653865797112.jpg" style="max-width: 600px;" title="1383151653865797112" width="320" /><br />
<img alt="13831517851881216918" class="alignnone size-full wp-image-288933" height="301" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/10/13831517851881216918.jpg" style="max-width: 600px;" title="13831517851881216918" width="320" /><br />
<img alt="1383151820954475780" class="alignnone size-full wp-image-288934" height="276" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/10/1383151820954475780.jpg" style="max-width: 600px;" title="1383151820954475780" width="320" /><br />
<img alt="138315185470073640" class="alignnone size-full wp-image-288935" height="320" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/10/138315185470073640.jpg" style="max-width: 600px;" title="138315185470073640" width="258" /></div>
<div class="clearit mt10 mb10 left" style="clear: both; float: left; margin: 0px; padding: 0px;">
<span class="left" style="float: left;"><iframe allowtransparency="true" class="twitter-share-button twitter-tweet-button twitter-count-horizontal" data-twttr-rendered="true" frameborder="0" id="twitter-widget-1" scrolling="no" src="http://platform.twitter.com/widgets/tweet_button.1387492107.html#_=1389253018743&count=horizontal&counturl=http%3A%2F%2Fsosbud.kompasiana.com%2F2013%2F10%2F30%2Finilah-racun-yang-kita-sebut-hiburan-komik-inside-606402.html%3Ffb_action_ids%3D10152162810858281%26fb_action_types%3Dog.recommends%26fb_source%3Dother_multiline%26action_object_map%3D%255B408753252586747%255D%26action_type_map%3D%255B%2522og.recommends%2522%255D%26action_ref_map%3D%255B%255D&id=twitter-widget-1&lang=en&original_referer=http%3A%2F%2Fsosbud.kompasiana.com%2F2013%2F10%2F30%2Finilah-racun-yang-kita-sebut-hiburan-komik-inside-606402.html%3Ffb_action_ids%3D10152162810858281%26fb_action_types%3Dog.recommends%26fb_source%3Dother_multiline%26action_object_map%3D%255B408753252586747%255D%26action_type_map%3D%255B%2522og.recommends%2522%255D%26action_ref_map%3D%255B%255D&related=kompasiana%3Akompasiana%2Ckompascom%3Akompascom&size=m&text=Inilah%20%E2%80%9CRacun%E2%80%9D%20yang%20Kita%20Sebut%20Hiburan%20(Komik%20Inside)&url=http%3A%2F%2Fkom.ps%2FAFaGtC&via=kompasiana" style="height: 20px; width: 110px;" title="Twitter Tweet Button"></iframe></span><span class="left" style="float: left;"></span><br />
<div class="fb-like fb_edge_widget_with_comment fb_iframe_widget" data-action="recommend" data-font="segoe ui" data-href="http://sosbud.kompasiana.com/2013/10/30/inilah-racun-yang-kita-sebut-hiburan-komik-inside-606402.html" data-layout="button_count" data-send="false" data-show-faces="false" data-width="150" fb-xfbml-state="rendered" style="display: inline-block; position: relative;">
<span class="left" style="float: left;"><span style="display: inline-block; height: 20px; position: relative; text-align: justify; width: 125px;"><iframe class="fb_ltr" id="f30d95b448" name="f1bd95039c" scrolling="no" src="http://www.facebook.com/plugins/like.php?action=recommend&api_key=397600276959629&channel_url=http%3A%2F%2Fstatic.ak.facebook.com%2Fconnect%2Fxd_arbiter.php%3Fversion%3D28%23cb%3Df95d7d818%26domain%3Dsosbud.kompasiana.com%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fsosbud.kompasiana.com%252Ff14c70597c%26relation%3Dparent.parent&colorscheme=light&extended_social_context=false&font=segoe%20ui&href=http%3A%2F%2Fsosbud.kompasiana.com%2F2013%2F10%2F30%2Finilah-racun-yang-kita-sebut-hiburan-komik-inside-606402.html&layout=button_count&locale=en_US&node_type=link&sdk=joey&send=false&show_faces=false&width=150" style="border-style: none; height: 20px; overflow: hidden; position: absolute; width: 125px;" title="Like this content on Facebook."></iframe></span></span></div>
<span class="left" style="float: left;">
</span> </div>
<br />
<div class="clearit" style="clear: both; margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="clearit" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; clear: both; color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: medium; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; margin: 0px; orphans: auto; padding: 0px; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
</div>

sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2013/10/30/inilah-racun-yang-kita-sebut-hiburan-komik-inside-606402.html?fb_action_ids=10152162810858281&fb_action_types=og.recommends&fb_source=other_multiline&action_object_map=%5B408753252586747%5D&action_typ…

Pemerintah Menipu Rakyatnya

<h1 class="w580 ml_5" style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 30px; margin: 0px 0px 0px 5px; padding: 0px; width: 580px;">
<br /></h1>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; width: 600px;">
<div id="ct_288" style="width: 600px;">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<strong>Indonesia</strong><strong> merupakan Negara yang memiliki cadangan </strong>gas alam terbesar didunia 152,89 TSCF (Triliun Standard Cubic Feet) disamping masih banyak lagi sumber cadangan diberbagai daerah lainnya (Blok Natuna, Blok Cepu dll). Sebanyak 104,71 TSCF merupakan cadangan terbukti dan 48,18 TSCF merupakan cadangan potensial. Anehnya pengelolaan usaha gas dilaksanakan atau dikontrakkan kepada pihak investasi asing (seperti Exxon Mobil) oleh PT. Pertamina.</div>
<div style="text-align: justify;">
Gas bumi sebagai sumber energi dan sumber bahan baku memiliki peran penting di Indonesia saat ini dan masa mendatang. <a href="http://www.esdm.go.id/berita/40-migas/3190-cadangan-produksi-gas-bumi-indonesia-mencapai-59-tahun.html">Potensi gas bumi</a> yang dimiliki Indonesia berdasarkan status tahun 2008 mencapai 170 TSCF dan produksi per tahun mencapai 2,87 TSCF, dengan komposisi tersebut Indonesia memiliki <strong>r<em>eserve to production</em>(R/P) mencapai 59 tahun.</strong> Yang kini masih dalam studi tercatat ada lagi cadangan sebesar 453,30 TSCF (potensi shale gas) yang tersebar pada 11 daerah. <a href="http://www.investor.co.id/energy/melimpah-cadangan-gas-bumi-ri-capai-15289-tscf/38827">Hal ini dikatakan</a> Direktur Pembinaan Usaha Hulu Ditjen Migas Kementerian ESDM, Edy Hermantoro, dalam <em>Round Tabel Discussion</em> tentang <em>Renegosiasi Harga Jual Gas Bumi dan Permasalahannya</em> di Warung Daun Cikini Jakarta (21 Juni 2012).</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Dengan potensi sangat besar cadangan gas ini serta produksi nyata, </strong>tidaklah mungkin harga gas untuk konsumsi energi rumahtangga bagi rakyatnya sendiri di Indonesia mencapai harga semahal seperti sekarang ini. Pasti ada yang salah urus, salah manajemen atau adanya kemungkinan manipulasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="wp-caption aligncenter" id="attachment_303755" style="background-color: #f3f3f3; border-bottom-left-radius: 3px; border-bottom-right-radius: 3px; border-top-left-radius: 3px; border-top-right-radius: 3px; border: 1px solid rgb(221, 221, 221); margin: 10px auto; max-width: 600px; padding-top: 4px; text-align: center; width: 609px;">
<img alt="1388809431665752193" class="aligncenter size-full wp-image-303755" height="392" src="http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2014/01/1388809431665752193.jpg" style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto; max-width: 600px;" title="1388809431665752193" width="599" /><div class="wp-caption-text" style="font-size: 11px; line-height: 17px; padding: 0px 4px 5px;">
Pemerintah salah me-menejemen energi nasional. Sebagai negara yang memiliki cadangan gas terbesar dunia, rakyat Indonesia sulit menggunakan gas untuk memasak</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Kita akan menjadi bingung,</strong> mengapa ada gas bernama <strong>LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan LNG (Liquefied Natural Gas) ?</strong> Secara singkat, LPG adalah bagian produksi (bisa sebagai by product) dari penyulingan minyak mentah menjadi BBM yang terdiri dari komposisi Propane (C3H8) 30% dan Butane (C4H10) 70%. Sedangkan LNG berasal dari gas alam yang sudah terjadi sendiri di alam. Komposisi LNG adalah propane, ethana, Iso-butana, normal-butana, iso pentana +, serta ada kandungan H2S. LNG dapat disimpan dalam temperature yang sangat rendah dalam - 150 derajat C dengan tekanan 17 bar.g. Jadi secara ekonomis, harga produksi LNG akan sangat lebih murah dari harga produksi LPG. Seharusnya Pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk secepatnya menukar LPG dengan LNG karena akan lebih ekonomis lebih murah dan efisien. Mengapa Pemerintah mengutamakan LPG dalam mengawali konversi mitan ke gas ? Ini merupakan grand design untuk mengelabui konsumen kedepan LNG isi sebenarnya akan tetapi terlanjur disebut LPG sehingga harganya bisa mahal tergantung mahalnya produksi BBM Nasional. Bisa jadi selama ini, isi tabung gas yang kita pakai berisi LNG akan tetapi masih disebut LPG (elpiji). Disini keterbukaan, kejujuran PT.Pertamina sebagai BUMN di perlukan untuk transparan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Pada saat konversi Minyak Tanah (Mitan) ke gas LPG (tahun 2007),</strong> pemerintah mengatakan dengan gencarnya <strong><em>“Tujuan utama konversi mitan ke LPG adalah untuk mengurangi subsidi mitan yang sudah berlangsung cukup lama membebani keuangan negara dan LPG menjadi pilihan karena biaya produksi LPG jauh lebih murah kalori LPG lebih tinggi dibanding mitan”</em></strong><em>. </em>Besaran subsidi mitan ketika itu dinyatakan pemerintah sudah mencapai Rp. 25 Triliun dan akan membesar sesuai dengan kenaikan harga minyak mentah dunia. Keputusan Menteri ESDM No.3175 K/10/MEM/2007 dan Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) Tabung 3 kg, mengokohkan <strong><em>PT. Pertamina mengemban amanat untuk menjaga kestabilan pasokan LPG 3 kg ke masyarakat serta menyediakan infrastruktur LPG 3 kg</em></strong><em>.</em> Bahkan <strong>PT. Pertamina telah dibayar mahal oleh Pemerintah</strong> untuk melakukan pendistribusian LPG 3 kg yang nilainya jauh lebih besar ketika mendistrbusikan mitan. Dengan kata lain, atas berhasilnya Pemerintah menkonversi dari mitan ke LPG selogan yang selalu dikumandangkan adalah<strong><em>“Konversi Minyak Tanah ke LPG menggerakkan perekonomian dan menghemat energi”</em></strong>. Sampai dengan 2010 selama ±3 tahun, pemerintah berhasil mencapai penghematan sebesar Rp. 19,34 Triliun. Artinya, kerugian sebanyak Rp. 25 Triliun dapat tertutupi dengan penghematan Rp. 19,34 Triliun.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Kemudian,</strong> LPG 12 kg, 50 kg untuk kebutuhan industri dan sektor komersial, diberikan hak kepada PT.Pertamina untuk bebas  menentukan harga sesuai dengan harga keekonomian tanpa adanya subsidi dari Pemerintah. Tentu perhitungan dagang telah dikaji oleh PT.Pertamina sebagai monopoli perdagangan gas di Indonesia dengan biaya harga pokok, harga distribusi dan keuntungan yang telah ditetapkan. Dengan posisi dagang seperti ini (monopoli usaha), PT.Pertamina tidak mungkin mengalami kerugian dalam perdagangan gas LPG 12 kg dan 50 kg.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Gas LPG yang keseharian kita pakai,</strong> merupakan merek dagang produksi PT.Pertamina dengan komposisi Propane 30% dan Butane 70%. Kita selama ini, tidak akan bisa mengetahui tanpa penelitian, apakah yang berada didalam tabung gas yang kita beli selama ini masihkah memakai LPG-kah atau sudah sepenuhnya memakai LNG yang jauh lebih murah harganya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sangat mengejutkan, PT. Pertamina (Persero) yang merupakan BUMN dalam enam tahun terakhir sejak tahun 2007 dikatakan oleh manajemen PT. Pertamina mengalami total kerugian mencapai Rp. 22 Triliun. Dalam tahun 2013 ini saja mengalami kerugian Rp. 5,7 Triliun. Jadi dimana pernyataan adanya penghematan Rp. 19,34 Triliun (2007-2010). Dalam hal ini, masyarakat disuguhkan dengan pernyataan kerugian PT.Pertamina yang tidak transparan serta adanya alasan kenaikan harga gas internasional serta didukung oleh Pemerintah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pernyataan Menko Perekonomian Hatta Radjasa baru-baru ini adalah sangat ngawur, dengan mengatakan <em>“Pihak pemerintah tidak memiliki kewenangan melarang PT.Pertamina (Persero) menaikkan harga LPG 12 kg, hal itu adalah murni kebijaksanaan perusahaan”</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Pernyataan Menko Perekonomian ini mengundang tertawaan banyak orang,</strong>karena semua orang tahu PT. Pertamina adalah BUMN dan penentuan pimpinan PT.Pertamina ditentukan oleh Pemerintah. Bahkan PT. Pertamina sebagai operator distribusi gas disamping BBM di Indonesia ditetapkan dengan UU, Kepmen dan Perpres.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Tidakkah Menko Perekonomian mengetahui</strong> bahwa kenaikan gas LPG 12 kg dari penetapan kenaikan harga secara serampangan dengan penghilangan beban biaya distribusi hanya beberapa pekan yang lalu sehingga menjadi harga Rp. 85.000,-/12 kg yang tadinya harga dikonsumen hanya Rp. 73.500,-/12 kg, sekarang tiba-tiba kembali naik mendadak menjadi Rp. 137.000,-/12 kg bisa dibayangkan harga gas yang terjadi didaerah terjauh. Jadi ada <strong>kenaikan luar biasa</strong> di konsumen sebesar ±(46% - 55%).  Kenaikan yang cukup besar ini, akan <strong><em>berdampak migrasinya konsumen LPG 12 kg menuju gas LPG 3 kg.</em></strong> Saat ini diberbagai daerah terjadi kelangkaan gas LPG 3 kg dan harga sangat bervariatif tidak menentu dari harga Rp. 13.500,-/3 kg sekarang berada pada harga Rp. 18.000,- s/d Rp. 22.000,-/3 kg dan barang tidak ada. Dalam kondisi seperti ini, terjadi adanya penimbunan gas 3 kg oleh distributor diberbagai daerah.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Apa artinya konversi energi rumah tangga ke gas LPG</strong> kalau seluruh masyarakat akhirnya dijebak dengan harga yang juga sangat mahal ketika seperti seluruh masyarakat memakai mitan dahulu. Efisiensi energi yang didegungkan pemerintah tidak ada artinya dan itu hanya sebagai tipuan belaka. Gas LPG yang sering langka dan harga yang selalu naik tidak menentu adalah merupakan terror/penipuan pemerintah juga kepada rakyatnya. Kalau <a href="http://bisnis.liputan6.com/read/789365/harga-elpiji-termurah-ada-di-indonesia-malaysia-atau-thailand">kita bandingkan dengan</a> harga LPG di Indonesia saat ini per kg Rp. 9.809,- , di Thailand hanya Rp. 7.118,- , di Malaysia hanya Rp. 7.053,- . Bagaimana di Thailand dan di Malaysia bisa lebih murah dari di Indonesia sedangkan kita di Indonesia memiliki cadangan gas terbesar didunia.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Mungkinkah kenaikan LPG 12 kg</strong> yang berdampak efek domino kepada LPG 3 kg, mau dimanfaatkan oleh pemerintah SBY untuk memperbaiki citranya menjelang Pemilu 2014 dengan mengatakan <em>“kenaikan harga gas LPG 12 kg ditunda kembali ke harga semula”</em>. Citra yang ingin dibangun SBY dan PD adalah sebagai penyelamat beban hidup masyarakat atas kenaikan LPG 12 kg. Kalau ini yang terjadi, memang selama ini kita hanya membuang energi pikir dalam hal politik dan pencitraan saja, bukannya produktifitas, kreatifitas nasional yang dilakukan oleh pemerintah untuk mendatangkan devisa bagi negara. <strong>(Ashwin Pulungan)</strong></div>
</div>
</div>

Indonesia merupakan Negara yang memiliki cadangan gas alam terbesar didunia 152,89 TSCF (Triliun Standard Cubic Feet) disamping masih banyak lagi sumber cadangan diberbagai daerah lainnya (Blok Natuna, Blok Cepu dll). Sebanyak 104,71 TSCF merupakan …

Indonesian Lover

I Love Indonesia

Asing Berkuasa di Indonesia

“Racun” TV Indonesia

Pemerintah Menipu Rakyatnya